Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
Qs. Al-Baqarah [2] : 183)
Pengertian
Secara bahasa, Ramadhan berasal dari akar kata
ر م ﺿ, yang berarti panas yang menyengat atau kekeringan, khususnya pada tanah. Hal ini memang dikarenakan keadaan Jazirah Arab pada bulan Ramadhan selalu jatuh pada musim panas yang sangat menyengat. Sejak pagi hingga petang batu-batu gunung dan pasir gurun terpanggang oleh sengatan matahari musim panas yang waktu siangnya lebih lama daripada waktu malamnya. Di malam hari panas di bebatuan dan pasir sedikit mereda, tetepi sebelum dingin betul sudah berjumpa dengan pagi hari. Demikian terjadi berulang-ulang, sehingga setelah beberapa pekan terjadilah akumulasi panas yang menghanguskan. Hari-hari tersebut disebut hari-hari di bulan Ramadhan, bulan dengan panas yang menghanguskan.
Setelah umat Islam mengembangkan kalender Hijriah yang berbasis bulan, yang rata-rata 11 hari lebih pendek dari kalender berbasis matahari, bulan Ramadhan tak lagi selalu bertepatan dengan musim panas. Orang lebih memahami "panas"nya Ramadhan dalam arti kiasan. Karena hari-hari Ramadhan tenggorokan orang berpuasa terasa panas karena kehausan. Atau, diharapkan dengan ibadah-ibadah Ramadhan maka dosa-dosa terdahulu menjadi hangus terbakar dan seusai Ramadhan orang yang berpuasa tak lagi berdosa. Wallahu a'lam.
Dari akar kata tersebut kata Ramadhan digunakan untuk mengindikasikan adanya sensasi panas saat seseorang kehausan. Pendapat lain mengatakan bahwa kata Ramadhan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapuskan oleh perbuatan baik sebagaimana matahari membakar tanah. Namun kata Ramadan tidak dapat disamakan artinya dengan Ramadhan. Ramadan dalam bahasa arab berarti orang yang sakit mata hampir buta. Lebih lanjut lagi hal itu dikiaskan dengan dimanfaatkannya momen Ramadhan oleh para penganut Islam yang serius untuk mencairkan, menata ulang, dan memperbaharui kekuatan fisik, spiritual, dan tingkah lakunya, sebagaimana panas merepresentasikan sesuatu yang dapat mencairkan materi.
Ada juga yang menganggap akar kata Ramadhan berarti mengasah karena masyarakat jahiliyah pada bulan tersebut mengasah alat-alat perang mereka untuk menghadapi peperangan di bulan berikutnya. Nama Ramadhan untuk bulan kesembilan tetap dipahami sebagai mengasah, antara lain dengan arti mengasah jiwa untuk berpuasa dan amalan kebajikan lainnya.
Selain Ramadhan, bulan itu juga mempunyai beberapa nama lain, yaitu :
- Syahrul Qur'an (Bulan diturunkannya Al-Qur'an)
- Syahrush Shiyam (Bulan Pelaksanaan Puasa Wajib)
- Syahrush Shabr (Bulan Kesabaran)
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Qs. Al-Baqarah [2] : 185)
Dari ayat tersebut diketahui bahwa kata Ramadhan di dalam Al-Qur'an disebut di dalam konteks pembicaraan tentang kewajiban berpuasa dan masa turunnya Al-Qur'an.
Keutamaan
Keistimewaan bulan ini antara lain :
- Adanya kewajiban berpuasa sebulan penuh
- Bulan diturunkannya Al-Qur'an
- Bulan yang yang di dalamnya terdapat Lailatull Qadr
- Bulan yang ditunaikan kewajiban zakat fitrah
- Adanya Shalat Tarawih
- Bulan pengampunan dosa
- Bulan dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka
- Bulan Ramadhan merupakan satu-satunya bulan yang tercantum dalam Al-Qur'an
Tujuan
Tujuan shaum di bulan Ramadhan tidak lain adalah agar kita menjadi hambaNya yang bertaqwa.
Sumber :